Mengenal Kerata Basa dalam bahasa jawa

Dengan keanekaragaman suku dan budaya di indonesia, maka kita harus bangga terhadapnya. Pada artikel kali ini saya akan mengupas sedikit mengenai budaya Jawa.

Sedikit penjelasan dalam bahasa Jawa "Kerata" atau "Tembung Kerata"berarti memahami asal usul atau juga "tembung loro sing digandheng nanging suda wandane lan mawa teges" kalau diartikan dalam bahasa indonesia kira2 begini : "dua kata yang disambung menjadi satu (disingkat) dan mengandung arti/makna"

Mengenal Kerata Basa dalam bahasa jawa
Dalam hal ini asal usul bahasa ditinjau dari suku katanya.
Kerata Basa merupakan bagian kecil dari kegiatan berbahasa orang Jawa yang sering digunakan untuk memperjelas dan menambahkan keindahan berbicara.

1. GARWA

Sigaraning Nyowo (Belahan Jiwa). Inilah ketika "Aku" dan "Kamu" telah menjadi "Kita". Pilihlah belahan jiwamu atau pasangan hidupmu dengan hati-hati agar kamu tidak menyesal dikemudian hari.

2. KRIKIL

Keri Ing Sikil (Tertinggal di Telapak Kaki). Kita tak akan jatuh karena gunung yang tinggi, tapi bisa jadi oleh batu kecil yang sering kita lewati. Lalui ujian dan halangan dalam hidup dengan bersungguh-sungguh dan disertai doa, jadikan halangan maupun ujian hidup sebagai pelajaran niscaya kamu akan menerima hasil dari jerih payahmu.

3. TUMPENG

Tumindak sing Lempeng (Berperilaku yang Baik). Berbuat baiklah pada sesama dalam segala hal niscaya Tuhan YME akan membalas kebaikanmu, walaupun tidak sekarang mungkin nanti dengan tangan yang lain ataupun diwaktu dan tempat yang lain pula. Niat yang baik, perilaku yang baik menjadi satu cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.


4. KUPAT

Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan). Berani mengakui kesalahan bisa menjadi satu sumber perdamaian. Dalam hidup janganlah takut untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada sesama terutama kepada sang pencipta. Tidak ada salahnya bila kita berbuat kesalahan untuk meminta maaf terlebih dahulu, jangan ditunda-tunda sebelum terlalu lama dan menjadi canggung untuk meminta maaf.

5. WEDANG

Gawe Kadang (Menciptakan Persaudaraan). Memanggil saudara / teman, biasanya tradisi jawa saat berkumpul dgn saudara / teman / tetangga, mereka minum teh atau kopi. Secangkir air minum bisa menambah dan mempererat persaudaraan dapat juga memulai sebuah pertemanan dan akhirnya menjadi saudara. Mulailah berbagi.

6. PIRING

Sepi yen Miring (Sepi jika Miring). Jangan enggan berbagi rejeki dengan orang lain, karena banyak teman juga akan mendatangkan banyak rejeki. Jika kita mempunyai rejeki lebih jangan lupa untuk berbagi kepada sesama, ingat masih banyak saudara kita diluar sana yang masih membutuhkan uluran tangan kita maka mulailah dari sekarang.

7. GURU

Digugu lan Ditiru (Dipercaya dan Dicontoh). Guru bukan hanya pengajar tapi ia juga pendidik yang bisa dipercaya dan dapat dijadikan panutan bagi murid-muridnya. Jasa seorang guru sangatlah besar kita tidak akan menjadi seperti sekarang ini jika tidak ada guru (guru sekolah, guru mengaji, orang tua, dll). Maka ingatlah jasanya dan hormati selalu jasa guru, niscaya ilmu kita akan bermanfaat.

8. DHALANG

Ngudhal Piwulang (Membeberkan Ajaran/Pengetahuan). Dengan modal pengetahuan, kemantapan hati dan pikiran, keterampilan serta perilaku yang baik siapapun bisa "menjadi dhalang" bagi lingkungannya. Pengajaran dalam arti kebaikan akan selalu menang pada akhirnya walaupun terkadang sangatlah susah.

9. TEBU


Anteb ing Kalbu (Kemantapan dalam Hati). Lakukan semua tindakan dengan memantapkan diri dan disertai doa niscaya semua akan tercapai, dengan kesungguhan hati akan bisa menjadi pribadi yang selalu siap menghadapi berbagai rintangan.

10. TUWA

Ngenteni Metune Nyawa (Menunggu Keluarnya Nyawa/Ajal Tiba). Persiapan diri kita sebelum tua agar tidak menyesal dikemudian hari, apapun yang dibanggakan menjadi tua adalah kepastian.

11. NGELMU

Angele yen Durung Ketemu (Susah jika Belum Didapati). Hal ini berarti semua hal akan mudah dilakukan jika sudah mengetahui ilmunya. Kata hadist mengatakan carilah ilmu dari ayunan hingga keliang lahat.

12. CENGKIR

Kenceng ing Pikir (Kuat dalam Pikiran). Pecaya pada diri sendiri, jauhkan dari keraguan agar bisa menjadi modal untuk lebih maju dan selalu berpikir positif dalam segala hal terutama dalam pergaulan sehari-hari. Jangan selalu berprasangka buruk terhadap sesama karena berprasangka buruk akan membuat hati kita menjadi kotor dan menimbulkan dosa.

13. TANDUR

Nata karo mundur ( ditata dengan cara mundur ). Hal ini dipergunakan karena kita adalah engara agraris. Mayoritas penduduk indonesia memiliki pekerjaan sebagai petani, hal ini dilakukan secara turun menurun dari beberapa generasi.

14. GEDHANG

Digeget sabubare madhang ( digigit setelah makan ). Budaya hidup sehat sebenarnya sudah dilakukan dari dahulu, mereka mengajarkan untuk memakan buah pisang sesudah makan.

15. TARUB

Ditata kareben murub ( Panggung di tata/diset biar menyala terang). Kekayaan budaya jawa dengan beranekaragaman seni membuat suatu kebiasaan dalam kehidupan masyrakatnya. Biasanya hal ini dilakukan dalam merayakan keberhasilan musim panen.

17. SEPUR

Asepe metu ndhuwur (Kereta api = asapnya keluar diatas / kereta api jaman dulu)

18.  KATHOK

Yen nganggo diangkat mboko sithok (Celana = kalau mau dipakai diangkat satu persatu)

19. GARWA

Sigaraning nyawa (Isteri = separuh nyawa)

20.  GURU

Dìgugu lan ditiru (Guru = dipercaya dan ditiru)

21. PRAJURIT

Prawira jujur lan ngirit (Prajurit = gagah, jujur dan irit)

Demikian beberapa Kerata Basa, semoga hal ini dapat kita teruskan ke generasi penerus, agar tidak melupakan keindahan budaya kita.