Gangguan pada pergerakan udara atau turbulensi ini dapat terjadi pada area yang berawan ataupun yang tidak berawan. Tingkat keparahan turbulensi secara langsung tergantung daripada kecepatan berapa aliran udara itu berubah. Tidak hanya itu, ada juga persepsi yang berkembang bahwa bobot pesawat yang masuk ke dalam turbulensi itu juga mempengaruhi tingkat keparahannya. Pesawat dengan bobot ringan tentu akan menerima dampak yang lebih ringan ketimbang pesawat berbobot berat ketika keduanya masuk ke dalam tingkat turbulensi tertentu (yang sama).
Intensitas Turbulensi
Intensitas terjadinya turbulensi yang dapat dialami oleh sebuah pesawat dibagi ke dalam 4 tingkat. Masing-masing tingkat intensitas memberikan pengaruh pada pesawat sekaligus kepada penumpang serta kru yang ada di dalamnya. Berikut 4 tingkat intensitas dari turbulensi:
Turbulensi Tingkat 1
Reaksi Pesawat
Turbulensi tingkat ini hanya bersifat sementara, pengaruhnya pun kecil, baik itu terhadap ketinggian maupun posisi pesawat yang tengah mengudara.
Yang dirasakan penumpang dan kru
Penumpang hanya sedikit merasakan ketegangan dari perubahan yang diakibatkan oleh turbulensi di luar. Letak objek, missal gelas, pun hanya sedikit mengalami pergeseran tempat. Pada tingkat intensitas ini, kru yang tengah berjalan mengantarkan makanan di pelataran pesawat (ruang berjalan di antara kursi penumpang) tidak akan banyak mengalami kesulitan, malah bisa jadi tidak kesulitan sama sekali.
Turbulensi Tingkat 2
Reaksi Pesawat
Pada pembacaan alat accelerometer ada perubahan sebesar 0.5-1 g pada pusat gravitasi badan pesawat. Terjadi perubahan ketinggian ataupun posisi pesawat di udara, namun pesawat tetap berada dalam kontrol atau masih bisa dikontrol.
Yang dirasakan penumpang dan kru
Penumpang mengalami ketegangan yang lebih intens ketimbang tingkat sebelumya. Ketegangan lebih terasa dan objek-objek dalam pesawat bisa keluar atau tercabut dari posisinya. Para kru akan merasa kesulitan ketika hendak berjalan di pelataran.
Turbulensi Tingkat 3
Reaksi Pesawat
Pembacaan alat accelerometer menunjukkan perubahan yang lebih besar dari 1 g pada pusat gravitasi di badan pesawat. Terjadi perubahan besar pada ketinggian dan posisi pesawat yang tengah mengudara.
Yang dirasakan penumpang dan kru
Para penumpang mungkin akan merasa guncangan yang lumayan keras hingga seperti membuatnya ingin terlepas dari ikatan sabuk pengaman. Objek-objek yang ada dalam pesawat dapat terlempar akibat guncangan yang ditimbulkan. Pada keadaan ini, sangat tidak mungkin untuk bisa berjalan di pelataran.
Turbulensi Tingkat 4
Reaksi PesawatTurbulensi tingkat ini membuat pesawat terlempar dan sangat mustahil untuk bisa dikendalikan.
Yang dirasakan penumpang dan kru
Tentunya kejadian turbulensi sangat tidak menyenangkan untuk dirasakan kala kita bepergian dengan pesawat. Bahkan pada kasus turbulensi yang hebat (tingkat 4, misalnya), bisa dikatakan sangat membahayakan keselamatan penerbangan.
Berdasarkan penyebabnya, setidaknya ada 4 jenis turbulensi yang perlu diketahui.
Thunderstorm turbulence
Turbulensi ini terjadi akibat badai petir dan awan cumulonimbus. Jenis turbulensi ini tergolong cukup parah dan dapat menimbulkan goncangan yang besar, sehingga bisa sangat berbahaya. Turbulensi ini mengakibatkan penumpang pesawat tiba-tiba terlempar ke atas, ke bawah, dan ke samping. Pesawat pun dapat hancur terbelah bila mengalami jenis turbulensi ini.
Untungnya, dengan kecanggihan pesawat terbang komersil saat ini, ada banyak sistem peringatan awal dan radar cuaca yang dimiliki pesawat, sehingga pilot bisa mendapatkan peringatan daerah-daerah penerbangan mana saja yang berbahaya dan perlu dihindari. Bahkan, untuk jenis pesawat yang teknologinya lebih canggih lagi biasanya juga dilengkapi dengan radar yang dapat menunjukkan daerah-daerah mana saja sedang mengalami turbulensi. Pilot diharapkan menghindari penerbangan di dekat area badai petir dan awan cumulonimbus yang bisa menyebabkan turbulensi ini.
Mountain wave turbulence
Turbulensi ini dapat berkekuatan kecil maupun besar, dan disebabkan karena adanya aliran udara (angin) yang kencang di sekitar pegunungan. Aliran udara yang cukup kencang di daerah sekitar pegunungan dapat membentuk osilasi gelombang udara yang mampu mendorong pesawat ke atas dan ke bawah.
Jenis turbulensi ini sering kali tidak memiliki indikator visual yang jelas, sehingga membuatnya sulit dideteksi terlebih dahulu oleh pilot. Namun, para ahli penerbangan mengungkapkan bahwa jenis turbulensi ini cukup jarang terjadi, karena tidak semua daerah pegunungan memiliki potensi untuk mengalami jenis turbulensi ini. Beberapa area pegunungan yang biasanya sering mengalami turbulensi ini adalah pegunungan Rocky di Amerika Utara, rangkaian pegunungan Sierra Nevada dan pegunungan Wasatch di Amerika Serikat.
Wake Vortex turbulence
Saat sebuah objek, katakanlah pesawat, bergerak di udara, maka objek tersebut sesungguhnya “mengganggu” keadaan udara dan dapat menghasilkan suatu pusaran, turbulensi yang seperti itu biasanya disebut wake turbulence. Jadi, turbulensi jenis ini disebabkan oleh pergerakan pesawat itu sendiri, serta dapat memengaruhi pesawat lain yang bergerak di dekatnya. Oleh karena itu, antar pesawat harus terdapat jarak tertentu yang tidak saling memengaruhi satu sama lain, pemisahan itu juga diterapkan di landasan pesawat di bandara.
Clear air turbulence
Turbulensi jenis ini biasanya datang secara mengejutkan dan tidak bisa diprediksi, baik itu oleh pilot, air controller, ataupun peramal cuaca. Oleh karena itu, pilot harus siap menghadapinya kapanpun turbulensi jenis ini menghampiri. Turbulensi Clear Air datang tanpa ada peringatan sebelumnya dan bahkan dapat terjadi saat udara cerah, tidak ada awan. Turbulensi jenis ini kerap terjadi pada ketinggian yang tinggi dan biasanya berlangsung selama beberapa menit.
Terjadinya Turbulensi Clear Air ini terkait oleh pergerakan udara yang bergerak dengan kecepatan tinggi yang bervariasi, dimana pergerakannya berubah secara drastis. Aliran angin yang berubah secara drastis itu dapat disebabkan oleh adanya badai. Pada dasarnya, saat ada aliran udara yang bergerak dengan kecepatan tinggi, maka akan ada perubahan kecepatan yang sangat bervariasi akibat adanya shear. Nah, saat terjadi shear pada aliran udara berkecepatan tinggi itu, maka akan terjadilah turbulensi. Jadi, posisi yang paling berbahaya bagi pesawat untuk mengalami turbulensi bukanlah berada pada pusat aliran udara dengan kecepatan tinggi, melainkan saat pesawat berada di sisi aliran udara tersebut.
Apa yang sebaiknya dilakukan penumpang agar terhindar dari cedera akibat turbulensi?
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya cedera parah akibat turbulensi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan penumpang, yaitu:
- Kenakan sabuk pengaman dan kencangkan saat Anda duduk. Kenakan sabuk pengKenakan sabuk pengaman di area sekitar pinggang. Semua cedera saat turbulensi umumnya terjadi manakala seseorang tidak duduk dalam posisi yang benar dan tidak mengencangkan sabuk pengaman. Karena turbulensi dapat terjadi secara tiba-tiba, maka sebaiknya Anda patuhi semua perintah yang ada di pesawat, terutama perintah mengenakan dan mengencangkan sabuk pengaman. Saat Anda tidak duduk, misal ketika ingin ke kamar kecil atau saat ingin meregangkan otot, maka sebaiknya saat terjadi turbulensi Anda berpegangan erat pada sandaran kursi agar Anda tetap aman saat pergerakan pesawat tidak dapat diduga.
- Selalu perhatikan dan patuhi setiap instruksi yang diberikan oleh awak pesawat, terutama instruksi keselamatan. Jika Anda memiliki bawaan, pastikan bawaan Anda tersimpan di lemari atas atau diletakkan di bawah kursi, agar jika terjadi turbulensi tidak sampai melayang dan melukai seseorang, apalagi Anda sendiri.
- Jangan lupa untuk selalu membaca kartu atau lembar keselamatan yang disediakan oleh pihak maskapai, karena menurut suatu survey, sebanyak 65 persen penumpang pesawat tidak pernah sama sekali membaca informasi yang tertera di kartu atau lembar keselamatan. Kartu atau lembaran tersebut berisi informasi keselamatan yang penting untuk diketahui oleh penumpang kapanpun mereka terbang menggunakan pesawat.
Apakah turbulensi berbahaya?
Turbulensi sebenarnya merupakan hal yang normal dan biasa terjadi saat pesawat sedang terbang. Meskipun demikian, turbulensi dapat pula dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan dan bisa menimbulkan cedera penumpang, terutama turbulensi dengan intensitas goncangan yang cukup besar.1. Pilot tidak mengkhawatirkan turbulensi:
Patrick menjelaskan, “Turbulensi memang gangguan yang menyebalkan bagi semua orang termasuk kru, tapi juga bisa dibilang sebagai hal yang normal.”Patrick menambahkan bahwa untuk seorang pilot, turbulensi lebih berkaitan dengan masalah kenyamanan dibandingkan dengan keselamatan.
“Pilot tidak akan khawatir tentang sayap yang akan jatuh, mereka mencoba untuk memastikan penumpang tenang dan tidak ada minuman yang tumpah,” kata Patrick.
Pesawat juga akan melambat untuk memasuki turbulensi tetapi kita tidak akan menyadarinya karena kecepatannya tidak berbeda jauh dari kecepatan biasa.
2. Turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat jatuh:
Patrick menjelaskan bahwa pesawat tidak bisa terbalik, terlempar atau jatuh dari langit bahkan oleh hembusan angin terkuat. Kondisi ini memang mengganggu dan tidak nyaman tetapi pesawat tidak akan jatuh ( benar apa ngaknya lebih percaya takdir yang sudah di tentukan ! )3. Seberapa banyak turbulensi memengaruhi pesawat?:
Saat berada di dalam pesawat dan mengalami turbulensi, kita mungkin berpikir bahwa pesawat sudah turun sejauh beberapa kaki dalam hitungan detik. Namun menurut Patrick, pesawat tidak akan banyak bergerak dari jalur utamanya bahkan saat turbulensi yang parah.Arah pesawat pun tidak akan berubah karena teknologi pesawat akan secara otomatis membenarkan arah pesawat ke rute yang benar.
4. Bisakah turbulensi diprediksi?:
Ada banyak cara untuk memprediksi turbulensi, mulai dari keadaan cuaca sampai menggunakan radar. Terbang melewati daerah pegununungan juga bisa menyebabkan turbulensi, namun tidak jarang juga turbulensi terjadi tanpa bisa diprediksi.Jika lain kali Anda mengalami turbulensi, ingat bahwa pilot ternyata lebih khawatir akan menumpahkan minuman Anda dibandingkan menjatuhkan pesawat.